Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

28 Januari 2009

Tidak Menyerahkan Diri kepada Penipuan


Sumber gambar: geocities.com

Lama sekali saya bertanya-tanya tentang makna ayat ini.
Dan baru ini yang kira-kira nyangkut di hati :D

Coba bayangkan....
Tiap kali kita akan melakukan hal yang kita tahu "dosa". Lalu ada suara dalam hati yang memberi alasan yang membenarkan tindakan itu. Suara ini pro kepada tindakan itu, seolah hal itu tidak apa-apa jika kita lakukan.

Bandingkan hal ini dengan peristiwa ular yang merayu Hawa.
Supaya Hawa mengulurkan tangannya kepada buah pengetahuan baik dan jahat. Kejadian 3:4-6
(4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, (5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

Setelah "penjelasan" dari ular, Hawa punya pandangan yang lain atas buah itu. (6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian.."

"Ah, mungkin gak papa lah sekali ini saja"
"Sebentar ini saja ga papalah"
"Inikan hanya dosa kecil"
"Aku ini memang manusia lemah"
dan masih banyak lagi "alasan" yang muncul dalam hati, mencoba membenarkan hal yang kita tahu salah.

Sampai kapan kita akan menyerahkan diri kepada penipuan ini?

21 Januari 2009

Persembahan yang Benar


Sumber gambar: immoz wordpress.com

Habel persembahannya di terima, sedang Kain tidak...Mengapa?

Persembahan Habel dengan menyembelih binatang, sedang Kain adalah berasal dari tumbuh-tumbuhan. Yang jadi permasalahan bukan apa yang dipersembahkan. Tapi iman yang melandasi persembahan itu. Yang dikehendaki oleh Allah dari pengorbanan darah hewan pada masa itu adalah untuk mengingat akan janji penebusan Allah bagi dosa manusia melalui pencurahan darah anakNya yang tunggal.

Pencurahan darah korban sebagai wujud iman kepada karya penebusan dari Allah inilah yang mungkin kurang dipahami oleh Kain. Allah tidak berharap kita hanya memberi persembahan berupa materi. Tapi yang lebih penting adalah mengerti makna dari persembahan itu. Hanya saja, setelah Yesus datang dan peristiwa pengorbanannya telah terjadi. Kita tidak lagi dituntut untuk mencurahkan darah hewan, karena sudah digenapi oleh darah Yesus. Kita tidak lagi memerlukan perlambang darah karena peristiwanya sudah "pernah" terjadi. Kita hanya perlu mengingat dan percaya akan peristiwa itu. Jika kita menyadari akan betapa mahalnya korban yang diberikan Allah bagi kita, tidak berlebihan jika Allah menuntut kita menyerahkan seluruh hidup kita sebagai persembahan yang hidup. Tuhan tidak menginginkan darah kita, tapi hidup kita. Untuk bisa dipakai bagi kepentingan dan kehendakNya, kerajaanNya di muka bumi ini.

ada diskusi tentang hal ini di sini

CIBFest 2008 Winner - Rocketers CIBFest 2008 Banner A Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net bumi terkini