Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

11 Agustus 2008

Kisah para Calon Misionaris


Suatu hari, di sudut sepi kota Jakarta:

Hari ini kami, mahasiswa SETIA, akhirnya diungsikan ke Bumi Perkemahan Cibubur. Sudah sepuluh hari kami diusir dari asrama dan kampus kami dan kami sudah tidak belajar lagi sama sekali. Pemerintah berjanji membawa kami kembali ke kampus dan asrama kami tetapi justrusekarang kami tinggal di tenda-tenda. Sampai kapan? ”Bagi saya hanya sekolah ini yang dapat menampung dan menyekolahkan kami orang-orang desa. Orangtua kami miskin tetapi sekolah ini membuka kesempatan bagi kami kuliah di perguruan tinggi. Kami menatap masa depan dengan penuh harapan, tetapi karena peristiwa ini, cita-cita kami mungkin akan berhenti sampai di sini. Sekarang kami tinggal di pengungsian, di bumi perkemahan Cibubur karena kampus dan asrama kami tidak bisa ditempati. Mama suruh saya pulang saja, tetapi Papa minta saya untuk bertahan. Kami menghimbau pemerintah menegakkan keadilan. Pemerintah segera mengambil tindakan agar kami dapat segera kembali ke kampus dan asrama untuk melanjutkan kuliah,”
ungkapan hati Silpa Mau, semester 7, asal desa Mawar, Alor, NTT.

”Saya merasa hancur hati karena tempat yang kami sayangi dirusak warga. Kami merasakecewa dan sakit hati. Kami dididik di sini adalah untuk melayani orang-orang di desa yang tidak terjangkau. Saya mengharapkan dukungan doa dari gereja-gereja Tuhan. Kami sebagai anak-anak desa yang tidak mampu dan tidak punya apa-apa supaya diberi kesempatan untuk melanjutkan sekolah kami. Bagi aparat pemerintah, yang sebenarnya mengetahui keadaan kami, bagaimana seandainya memiliki anak perempuan tetapi berada di pengungsian seperti kami-kami ini? Pasti kan merasa sedih. Tapi karena tidak mengalaminya, jadi tidak merasa apa-apa dengan keadaan kami,”
ungkapan hati dari Seprianti Datu, semester 3, asal desa Simbuang, Toraja, Sulawesi Selatan.

”Tadinya saya membayangkan akan sekolah dengan baik. Bangga pakai baju putih AkPer. Tapi setelah ospek, saya terheran-heran tiba-tiba peristiwa ini terjadi. Saya takut tapi saya akan tetap tinggal saja. Sudah mahal-mahal ongkos datang dari sana. Saya mengharapkan dukungan doa dari orang-orang Kristen agar kami bisa kembali ke kampus dan asrama kami. Saya juga mengharapkan agar Gubernur Papua bersuaralah. Papua sangat membutuhkan banyak perawat. Perhatikan kami. Gubernur Kalimantan Barat datang melihat warganya dipengungsian,”
Ungkapan polos dari Merince, asal Wamena, Jayawijaya, yang sebenarnya baru 2 bulan di Jakarta.

”Saya berharap para mahasiswa dari PT lain agar tetap mendukung dan mendoakan kami. Kalau pun sampai mengalami hal seperti ini kita tidak menyalahkan Tuhan tapi tetap introspeksi diri apa rencana Tuhan, pasti ada maksud Tuhan. Papa ingin saya pulang. Tapi mama minta tetap bertahan,”
ungkapan hati yang tegar dari mahasiswi sederhana gadis Sunda Ratna Ningrum, semester 7, asal desa Darmareja, Sukabumi.

”Saya merasa sedih sekali. Mengapa diusir dari rumah sendiri. Saya berharap pemerintah dapat meresponi dan memberi perhatian kepada kami agar kami dapat kembali ke kampus dan asrama kami untuk melanjutkan studi. Saya tetap bisa bersyukur kepada Tuhan karena pasti ada rencana Tuhan yang lebih baik untuk masa depan Kampus Setia ”
ungkap Mesrawati Zega, asal Nias, desa Luahabouse, semester 7.


"Itulah ungkapan dan curahan hati yang hancur dari beberapa rekan kami. Itu mewakili curahan kami semua mahasiswa SETIA. Dukung dan doakanlah kami agar bisa melalui masa-masa yang sulit ini."

(Cibubur, 6 Agustus 2008 Sumber: in-christ.net )

Maaf atas sedikit kesalahan berita kemarin.
Saat ini mahasiswa setia terbagi menjadi 3 lokasi, yakni di Wisma Transito Kalimalang, sebagian besar di Cibubur, dan sekitar 200 orang sudah direlokasi ke bekas kantor Wali Kota Jakarta Barat.
Baca selengkapnya di sini.

Tidak ada komentar:


CIBFest 2008 Winner - Rocketers CIBFest 2008 Banner A Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net bumi terkini